Jumat, 30 April 2010

PETUAH SANG PAMONG





Terdapat satu petuah yang selalu diwariskan dari generasi ke genarasi berikutnya dalam lingkungan pamong praja, yakni Hasta Brata. Hasta Brata adalah etika kepemimpinan dalam masyarakat jawa yang diambil dari buku Ramayana karya Yasadipura I yang hidup pada akhir abad ke-18 (1729-1803 M) di keraton Surakarta. Hasta artinya delapan, sedangkan Brata artinya langkah, adalah delapan langkah yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam mengemban kepemimpinannya, yang diilhami dari watak alam semesta yakni Bumi, Matahari, Bulan. Bintang, Api, Angin, laut, dan Air.
Bumi, wataknya adalah ajeg. Sifatnya yang tegas, konstan, konsisten, dan apa adanya. Bumi menawarkan kesejahteraan bagi seluruh mahkluk hidup yang ada di atasnya. Tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tidak membeda-bedakan.
Matahari selalu memberi penerangan (di kala siang), kehangatan, serta energi yang merata di seluruh pelosok bumi. Energi dari cahaya matahari juga merupakan sumber energi dari seluruh kehidupan di muka bumi. Pemimpin juga harus memberi semangat, membangkitkan motivasi dan memberi kemanfaatan pengetahuan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Bulan mungkin lebih berguna daripada matahari. Karena dibandingkan matahari, bulan memberi penerangan saat gelap dengan cahaya yang sejuk dan tidak menyilaukan. Pemimpin yang berwatak bulan memberi kesempatan di kala gelap, memberi kehangatan di kala susah, memberi solusi saat masalah dan menjadi penengah di tengah konflik.
Bintang adalah penunjuk arah yang indah. Seorang pemimpin harus berwatak bintang dalam artian harus mampu menjadi panutan dan memberi petunjuk bagi orang yang dipimpinnya. Pendirian yang teguh karena tidak pernah berpindah bisa menjadi pedoman arah dalam melangkah.
Api bersifat membakar. Artinya seorang pemimpin harus mampu membakar jika diperlukan. Jika terdapat resiko yang mungkin bisa merusak organisasi, kemampuan untuk merusak dan menghancurkan resiko tersebut sangat membantu untuk kelangsungan oraganisasi.
Angin adalah udara yang bergerak(ya iyalah, anak SD juga tahu). Maksudnya kalo udara itu ada di mana saja. Dan angin itu ringan bergerak ke mana aja. Jadi pemimpin itu, meskipun mungkin kehadiran seorang pemimpin tidak disadari, namun ada dimanapun dia dibutuhkan. Pemimpin juga tak pernah lelah bergerak dalam mengawasi orang yang dipimpinnya. Memastikan baik-baik saja dan tidak hanya mengandalkan laporan yang bisa saja direkayasa.
Laut atau samudra yang lapang, luas, menjadi muara dari banyak aliran sungai. Artinya seorang pemimpin mesti bersifat lapang dada dalam menerima banyak masalah dari anak buah. Menyikapi keanekaragaman anak buah sebagai hal yang wajar dan menanggapi dengan kacamata dan hati yang bersih.
Air mengalir sampai jauh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air selalu mempunyai permukaan yang datar. Artinya, pemimpin harus berwatak yang berprinsip keadilan dan sama rata, kesamaan derajat dan kedudukan. Selain itu, sifat dasar air adalah menyucikan. Pemimpn harus bersih dan mampu membersihkan diri dan lingkungannya dari hal yang kotor dan mengotori.

MDGs





(MDGs) diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium dalam bahasa Indonesia. MDGs memuat delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015 merupakan tantangan tantangan utama dalam pembangunan diseluruh dunia. Tantangan-tantangan ini sendiri diambil dari seluruh tindakan dan target yang dijabarkan dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000.

SENYUM INVESTASI, MEMBANGUN BOYOLALI



Menuju Kepemerintahan yang Tersenyum, Ramah pada Dunia Usaha dan Membangun Cerahnya Masyarakat Boyolali

Tersenyum adalah cerminan kedamaian hati, semakin tinggi kedamaian melayang di hati, semakin luas senyuman itu akan tersebar pada setiap insan di sekitar kita, hingga wajah memancarkan sinar damai dan persahabatan serta keyakinan yang tulus, dari utara sampai selatan dan dari lereng merapi sampai lembah landai kota tercinta. Beginilah senyum dimaknai bagi Sang Boyolali, segenap warga yang bangga akan boyolalinya. Makna ini yang kemudian berkembang dari TERSENYUM, sekedar slogan pembangunan.
Kadang sepintas terfikir membentuk brand “Boyolali, Smile Of Java”, dengan simbol dari visualisasi sapi, tembaga, merapi-merbabu atau produk pertanian yang terurai dalam garis-garis agamis dan yang arif dengan budaya lokal, sebagai bentuk pengintegrasian Boyolali dengan konsep brand kawasan Solo Raya. Namun kemudian kita tersadar bahwa banyak infrastruktur dasar yang harus dibangun di lingkungan kita, jalan yang rusak sepanjang tahun, bencana alam, masalah air berih, penerangan jalan, lapangan kerja, kebijakan pertanian dan permasalahan pupuk, korupsi, penataan pemerintahan guna pelayanan masyarakat dan kesehatan serta pendidikan.
Kemudian kita tertuju pada satu kata “membangun” dan sebuah kalimat bagaimana kita membangun Boyolali. Ada 3 persepsi dari 3 unsur penting pemerintahan yang baik, yang harus kita ketahui untuk lebih pahami permasalahan pembangunan, yakni persepsi aparatur pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat.
Kepemerintahan Yang Cemberut

MENTERJEMAHKAN VISI BOYOLALI PRO INVESTASI




“BOYOLALI PRO INVESTASI”, bukan sekedar gambaran tujuan dari persepsi pemerintahan saja, namun diharapkan dapat menjadi tujuan dan merupakan cita-cita bersama masyarakat, pemerintah dan sektor swasta sebagai tiga unsur penting berpemerintahan yang baik. Visi diatas kemudian diterjemahkan dalam 10 komitmen misi yakni : 1 . Menata Iklim Pro Investasi ; 2. Penciptaan Lapangan Kerja ; 3. Mempertahankan Prestasi Sebagai Lumbung Padi ; 4. Pemberantasan Korupsi ; 5. Penguatan Pemerintahan ; 6. Pembangunan Infrastruktur ; 7. Peningkatan Pelayanan Masyarakat ; 8. Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Berdaya Saing ; 9. Peningkatan Penerangan Jalan Umum ; 10. Peningkatan Kapasitas Layanan Air Bersih.
Dalam persepsi pemerintahan, pengejawantahan komitmen diatas, diharapkan dapat dilakukan melalui penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan di masing-masing instansi secara integral dan terkoordinasi serta mterbuka bagi akses masyarakat dan swasta. Masyarakat bukan sekedar menjadi obyek namun diberikan ruang dan kesadaran untuk berperan dalam mewujutkan cita-cita diatas bersama pemerintah dan swasta. Adapun sektor swasta diharapkan terhubung secara sinergis dan diberi kesempatan, peran fasilitasi serta pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan yang lebih baik.

Agus Purmanto



Pria kelahiran 49 tahun yang lalu ini, terakhir menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan. Alumni APDN 1984 ini, meniti karier di Pemerintah dimulai dari Ajudan Bupati semansa Bupati M. Hasbi.
Kemudian perjalanan karier selanjutnya beliau menjabat Kasubsi Pariwisata Khusus pada Dinas Pariwisata Tahun 1988. Jabatan yang diemban berikutnya adalah Pj. Sekretaris Wilayah Kecamatan Selo dan Karanggede pada tahun 1990 dan 1993. Setelah itu beliau diangkat sebagai Kasubag Bina Ketertiban pada Bagian Ketertiban Kabupaten Boyolali Tahun 2000, yang kemudian menjadi Kepala Seksi Pembinan Ketentraman dan Ketertiban Kantor Satpol PP Kabupaten Boyolali pada tahun 2001. Selepas dari Salpol PP, beliau diangkat sebagai Camat kemusu Tahun 2003-2005. Terakhir sebelum menjadi staf ahli, beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Perlengkapan Tahun 2005, Kepala Bagian Pembangunan Tahun 2007 dan Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Tahun 2008.
Dalam organisasi, beliau sampai saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Pamong Praja (IKADIK PP) Kabupaten Boyolali.
Putra pasangan Alm. Bapak Soeratijo dan Ibu Mulyati, memiliki atensi yang tinggi pada kalangan pendidikan, karena sang Ayahanda yang berprofesi sebagai guru. Selepas dari APDN, beliau menlanjutkan pendidikan Sarjana Strata Satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2001, dan menyelesaikan Program Strata Dua Magister Sains di Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun 2005.

Lebih Dekat Dengan Seno Samodro


Lebih Dekat Dengan Seno Samodro

Seno Samodro
Mas Seno, begitu kita mengenalnya, lahir di Boyolali 25 April 1964. Putra dari Alm. R. Wardojo dan Alm. R.Ngt. Sudiatin. Lugas dan tegas, sikap yang diwarisi dari ayahanda, seorang pejuang penerima Bintang Gerilya dari Presiden Soekarno dan Satya Lencana Pencegah dari Presiden Soeharto.
Dikalangan keluarga, beliau dikenal dekat dengan kedua orang tuannya terutama Ibunda yang sangat dikasihinya. Saat ini beliau tinggal di Jl. Manggis No 8 Boyolali, salah satu lingkungan madani di Boyolali. Beliau menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Gajah Mada Tahun 1991, setelah lulus dari SMA Negeri 1 Boyolali Tahun 1983 dan SMP Negeri 1 Boyolali 1980.
Dalam pandangan sahabatnya, beliau dikenal pejuang cita-cita yang kuat, visioner, dan memiliki prinsip yang dijalankan secara konsisten. Sikap inilah yang akhirnya membawa beliau bekerja di staf lokal Konsulat Jenderal RI di Marseille, Perancis selama Tahun 1992 sampai dengan Tahun 1998.
Selama bekerja di perancis, karena kecintaannya pada dunia pers dan olah raga, seno dipercaya menjadi koresponden permanen media olah raga Bola, reporter harian umum merdeka serta koresponden permanen media olah raga GO. Setelah kembali ketanah air, beliau memilih jalur pengusaha jasa konstruksi sampai tahun 2005, dan kemudian menjabat sebagai Wakil Bupati Boyolali periode 2005-2010. Selama menjabat wakil bupati, beliau dikenal sebagai sosok cerdas dalam pengambilan keputusan, konsisten serta pandai mencairkan suasana diantara ketegangan manajemen konflik konsesus yang dibangun Bupati Boyolali selama ini.

Senin, 12 April 2010


l. Pandangan terhadap Sepak Bola :

Persepakbolaan di Kabupaten Boyolali memiliki karakteristik tersendiri, banyak hal yang harus dibenahi agar persepakbolaan di Kabupaten Boyolali mampu eksis dalam kancah persepakbolaan nasional. Upaya pembenahan telah dilakukan hingga pria yang keranjingan sepakbola ini sanggup menguras koceknya demi kepentingan persepakbolaan Kabupaten Boyolali. Beliau sempat berkata, ibarat suatu game, membangun karakteristik persepakbolaan di Kabupaten Boyolali merupakan kewajiban moral dan beliau tetap optimis Persatuan Sepak Bola Boyolali (PERSEBI) paling tidak mampu mempertahankan posisi Divisi I, syukur Divisi Utama, bila itu terwujud beliau berencana membangun infrastruktur olah raga khususnya sepakbola yang lebih baik, dan mengharap kepada manajamen PERSEBI melakukan restrukturisasi atas dasar usul, kritik, saran serta harapan masyarakat dan mengambil langkah – langkah kongkrit untuk mencapai prestasi sebagaimana diharapkan masyarakat.


ll. Pandangan terhadap Alam dan Lingkungan :

Selain konsen terhadap persepakbolaan, ternyata beliau juga pemerhati alam dan sekitarnya, sebelas kali beliau naik turun gunung merapi hanya karena peduli terhadap alam dan lingkungan. Dirumah, Ia suka berjalan – jalan dengan kaki telanjang, sebab menurutnya antara manusia dengan bumi ada hubungan yang tidak bisa dilepaskan, seperti hubungan antara ibu dengan anaknya.

Beliau sering berdecak prihatin atas kerusakan lingkungan kita. Salah satu yang dicontohkan adalah Kecamatan Cepogo, beliau sempat mengatakan bahwa kerusakan alam dan lingkungan sebagian besar karena tangan – tangan nakal manusia yang merusak dan sebagian sisanya disebabkan oleh alam. Dalam berbagai kesempatan kunjungan kedaerah, beliau selalu mengajak masyarakat untuk melihat kedepan agar senantiasa menjaga lingkungan, beliau berpendapat bahwa generasi mendatang berhak mewarisi lingkungan alam yang lestari agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Atas kerusakan lingkungan di Kabupaten Boyolali, beliau telah merumuskan kebijakan program lingkungan hidup dan mengajak rekan – rekan media massa untuk menyampaikan informasi – informasi mengenai kondisi dan situasi daerah – daerah yang bersih maupun yang kotor, harapan dari itu muncul adanya budaya malu dan dari sana masyarakat akan tergugah berupaya untuk menjaga alam sekitar.

lll. Pandangan terhadap Seni Budaya :

Seno Kecil juga pengagum seni dan budaya, beliau sangat menyayangkan bahwa saat ini seni budaya belum terbangun sinergi antara berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan pelaku seni, itu terjadi karena kurang terbangunnya koordinasi antara komunitas seni dengan pihak terkait. Terlebih lagi produk seni budaya belum terprotek dan minimnya dukungan dari berbagai kalangan maupun pemerhati seni budaya. Atas kondisi ini, beliau berharap agar para kreator seni agar mampu mengemas dan memenej kegiatan seni budaya agar lebih manarik dan bisa mengundang apresiasi berbagai kalangan dan mengagendakan seni budaya harus rutin dilaksanakan supaya dapat memicu perkembangan seni budaya Boyolali. Katanya. Beliau juga akan memfasilitasi tempat berkumpul para pelaku seni lintas sektor seperti misalkan gelanggang seni dan budaya, beliau menganggap tempat itu peranannya sangat penting untuk membangun senergitas komunitas atau aktifitas lainnya.

lV. Pandangan Terhadap Politik :

Ditanya mengenai pandangan politik, beliau mengatakan bahwa dewasa ini orang punya kebebasan penuh mengembangkan politik. Itu hasil utama dari sistem demokrasi kita. Tetapi sangat susah untuk menggunakan kebebasan baru, untuk itu perlu pandangan yang jernih dan itu harus dilatih. Kalau ada yang mengatakan bahwa dengan semakin banyak partai semakin menunjukkan ketidak dewasaan bangsa ini, pandangan itu monggo – monggo saja bagai mana masyarakat menilainya, sama seperti pasar apa salahnya apabila ada banyak barang yang ditawarkan, pembeli bisa memilih sendiri yang dia suka.

Demikian wawancara satu jam bersama Drs. Seno Samodro. Kepemimpinannya sebagai Wakil Bupati Boyolali Tahun 2005 – 2010 patut diteladani dan kita harus bangga memiliki pemimpin yang bertanggungjawab dan berjiwa besar. ( gbn - Nadia )

DRS. SENO SAMODRO ANTARA BOLA, SENI BUDAYA, ALAM DAN POLITIK


DRS. SENO SAMODRO ANTARA
BOLA, SENI BUDAYA, ALAM DAN POLITIK


Sosok Drs. Seno Samodro yang lebih dikenal dengan sebutan Seno Kecil adalah seorang Nasionalis yang getol memperjuangkan nasib rakyat dalam segala strata. Seno Kecil yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati Boyolali Periode 2005 – 2010 dilahirkan di Boyolali 46 tahun lalu dari seorang ibu yang bernama Alm. R. Ngt. Sudiatin yang berasal dari Desa Andong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dan ayah bernama Alm. R. Wardojo yang berasal dari Desa Klari Karanggede seorang Nasionalis sejati yang malang melintang didunia pendidikan dan legislatif dibawah panji – panji partai berlambang banteng.

Selepas dari Universitas Gajah Mada Jogyakarta Tahun 1991, Drs. Seno Samodro lebih memilih bergabung dengan konsulat Jendral Republik Indonesia di Marseille Prancis. Atas kerinduannya terhadap tanah kelahirannya dan kerinduan terhadap keramahan masyarakat Boyolali, akhirnya Seno Kecil memutuskan untuk pulang ke Boyolali bertekat bulat membangun daerah bersama masyarakat Boyolali yang dia cintai.

Seno Kecil adalah seorang birokrat yang berjiwa enterpreneur, selalu menggagas bagaimana mengembangkan daerah agar terus maju mengungguli daerah lain, gagasan yang telah disetujui oleh pemerintah pusat melalui PDAM Kabupaten Boyolali adalah pembangunan embung di Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo serta pembangunan IKK Baru di Kecamatan Kemusu. Selain itu, beliau sangat konsen pengembangan kepariwisataan, pembenahan infrastruktur, Industri dan Perdagangan, pertanian dalam arti luas, UMKM.

Ditengah kehidupannya sebagai Wakil Bupati Boyolali yang senantiasa dipenuhi dengan berbagai kegiatan penting, ia tetaplah seorang pria yang ramah, jujur, sopan serta tidak membeda – bedakan sesama manusia. Beberapa kerabat dekatnya yang senantiasa menemaninya hampir selama menjabat sebagai Wakil Bupati Boyolali, banyak menceritakan kehidupan positif Drs. Seno Samodro. Banyak orang mengatakan, bahwa Drs. Seno Samodro selain birokrat yang berjiwa enterpreuner yang handal dan perfek. Ia selalu tampil baik dan memang sungguh cocok meneruskan memimpin Boyolali pada Periode 2010 – 2015. Atas dasar itu, kami turunkan wawancara satu jam bersama Drs. Seno Samodro disela perjalanannya menuju Desa Suka Bumi Kecamatan Cepogo. ( gbn )

Selasa, 06 April 2010

Jumat, 02 April 2010

Bukan Saja BIjak,..................



Seno Samodro bukan saja bijak dan santun dalam segala hal, diapun sosok yg mampu menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dlam berbagai strata tanpa pamrih, beliau mampu berfikir cepat dan berwawasan kedepan.. pendek kata pak seno tidak saja faham terhadap tatanan birokrasi, tetapi beliau juga berjiwa enterpreneur yg handal. Dalam masa tugasnya nanti apabila terpilih menjadi Bupati Boyolali periode mendatang, beliau sudah berjanji kepada saya dan kita semua, bahwa beliau PRO INVESTASI, untuk mewujudkan keinginan itu, beliau akan menggandeng KADIN, Asosiasi Jasa Konstruksi, kalangan swasta dan seluruh Stakeholder yang ada di Boyolali untuk bersama - sama membangun sekaligus memajukan boyolali menuju masyarakat boyolali yangi sejahtera gemah ripah loh jinawi, kami tidak meragukan kepiawaian beliau dalam memimpin boyolali mendatang....saya justru akan heran bilamana ada orang yg meragukan kepiawaian beliau......... ( gbn )