Kamis, 27 Mei 2010

Pemkab pastikan penyaluran dana pemugaran rumah tepat sasaran.




Boyolali (Espos)–Pemkab memastikan penyaluran dana stimulan program pemugaran rumah tak layak huni di Boyolali tepat sasaran sesuai peruntukannya. Pasalnya, dalam pendataan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa.

“Kami juga melibatkan ketua RT sehingga hasil sesuai dengan kenyataan di lapangan,” ujar Kasubid Pemberdayaan Fasilitasi dan Pemantauan Penanggulangan Kemiskinan Badan Pemberdayaan Masyarakat Miskin (Bapermaskin) Boyolali Mulyanto kepada wartawan di kantornya, Kamis (27/5).

Ditambahkannya, progrm pemugaran rumah tak layak huni ini nilai uang yang diberikan masing-masing Rp 2,5 juta dan pengelolaannya ditangani masyarakat sendiri. Masyarakat, jelas Mulyanto, diberi kewenangan merencanakan dan melaksanakan program.

Mulyanto menambahkan program pemugaran rumah tak layak huni itu melalui dua program yakni melalui Bapermaskin dan aspirasi anggota Dewan. Dalam tahun ini, jelasnya, Bapermaskin akann memberikan dana stimulan kepada 1.060 KK di delapan wilayah kecamatan. Hingga saat ini baru terealisasi 430 KK.

“Paling banyak penerima dana stimulan ini berada di wilayah Boyolali utara seperti Wonosegoro dan Kemusu,” papar dia.

Sedang, bantuan stimulan melalui anggota Dewan, jelasnya, masing-masing anggota Dewan memiliki jatah menyalurkan 10 orang.

“Sehingga anggota Dewan di Boyolali sebanyak 45 orang, maka ada 450 orang yang akan menerima bantuan pemugaran rumah tak layak huni,” paparnya.

Namun hingga saat ini pengajuan dana melalui aspirasi anggota Dewan belum semua masuk. Namun pihaknya optimistis bulan Juni mendatang, seluruh pengajuan itu bisa selesai.

fid

Warga Selo Ikuti Apel Siaga kebakaran Merbabu




Boyolali (Espos)–Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng musim kemarau 2010 akan berlangsung dari Mei hingga Oktober mendatang. Sedang, puncak kemarau akan berlangsung dari Juni hingga Agustus.

“Daerah yang mengalami kemarau awal yakni di Pati, Rembang dan Grobogan. Sedang, Boyolali, Magelang dan Kabupaten Semarang yang secara administratif terdapat Gunung Merbabu musim kemarau akan berlangsung mulai Mei,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) Ir Dulhadi kepada wartawan seusai Apel siaga kebakaran Merbabu di Balaidesa Tarubatang, Selo, Kamis (27/5).

Dijelaskannya, dengan kondisi tersebut, pihaknya melakukan apel siaga dengan harapan kebakaran Gunung Merbabu bisa diantisipasi sejak dini.

Menurut Dulhadi, pada tahun 2006 lalu kebakaran hutan Merbabu mencapai 430 hektare (Ha) yang mengakibatkan kawasan hutan menjadi gundul dan beberapa sumber mata air mengalami penurunan bahkan mati.

“Sedang tahun 2007 lalu telah terjadi kebakaran hutan seluas 10 Ha, tahun 2008 12,7 ha dan tahun 2009 tidak terjadi kebakaran hutan,” tandas dia.

Diakuinya, selama ini pelibatan masyarakat secara aktif dalam kegiata pencegahan, pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu ini masih sangat terbatas. Padahal, tandasnya, pelibatan ini merupakan sarana efektif meningkatkan kesadaran dan rasa memiliki taman nasional.

“Dengan adanya apel siaga ini merupakan salah satu bagian dari upaya pelibatan kepada masyarakat,” paparnya. ( gbn )

Rabu, 26 Mei 2010

AKBP Agus Suryonugroho diganti AKBP Romin Thaib


Boyolali (Espos)–Sepanjang kurun dua tahun dari Juni 2008 hingga saat ini, di Polres Boyolali terdapat tindak pidana sebanyak 1.167 kasus. Dari total kasus itu, sebanyak 1.010 kasus atau 86,54 persen telah ditangani dengan tuntas.

“Dari kasus yang berhasil ditangani itu enam kasus merupakan kasus yang menonjol, di antaranya Curas, kepemilikan senjata api, pembunuhan, Curanmor dan korupsi,” ujar Kapolda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmojo dalam sambutannya yang dibacakan Wakapolda Jateng Brigjen Pol Tonny Aribawanto pada Sertijab Kapolres Boyolali di Mapolres setempat, Rabu (26/5).

Jabatan Kapolres diserahterimakan dari pejabat lama AKBP Agus Suryonugroho kepada penggantinya AKBP Romin Thaib SIK MSi. AKBP Agus Suryonugroho selanjutnya menjabat Kapolres Kendal. Sedang, AKBP Romin Thaib sebelumnya menjabat Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Jateng.

Kapolda menambahkan dalam kasus korupsi buku ajar, bahkan sudah ada empat tersangka masing-masing dua orang sudah divonis dan sisanya masih P-19 atau masih dalam penyempurnaan.

“Penggantian pejabat itu merupakan hal biasa, sebagai salah satu pemantapan kepemimpinan,” papar dia.

Ditambahkannya, saat ini polisi dituntut untuk mandiri, profesional. Pasalnya, tugas dan tanggung jawab yang semakin kompleks.

“Kota Boyolali juga menjadi salah satu penyangga Kota Solo dan berada di daerah lereng Merapi yang rawan letusan dan longsor. Sehingga diperlukan sikap yang tepat bagi polisi dalam melayani masyarakat,” papar Kapolda.

Hadir dalam Sertijab itu, Muspida Boyolali, tokoh agama dan masyarakat di Boyolali.

Sementara, Kapolres Boyolali yang baru AKBP Romin Thaib menyatakan pihaknya akan mempelajari memori Sertijab, termasuk sejumlah kasus yang belum tertangani.

“Kami pilah-pilah terlebih dahulu beberapa kasus yang belum tertangani. Diharapkan bisa segera terselesaikan,” tandas dia kepada wartawan seusai Sertijab. ( gbn )

Minggu, 23 Mei 2010

Warnet X-treem Cyber.Net, yang berlokasi di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Boyolali Kota, Jumat (21/5) malam lalu, digerebek tim Detasemen Khusus


Boyolali (Espos)–Salah satu warung internet (Warnet) di Kabupaten Boyolali, Warnet X-treem Cyber.Net, yang berlokasi di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Boyolali Kota, Jumat (21/5) malam lalu, digerebek tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teroris.

Informasi yang dihimpun Espos, Minggu (25/5), dari Warnet tersebut, tim Densus 88 menyita satu unit perangkat keras atau hardisk dari salah satu personal computer (PC), yang diduga pernah digunakan untuk meng-up load video tentang latihan militer teroris di Aceh, yang dilakukan salah seorang dari dua mahasiswa UMS yang menjadi pelaku penyebaran gambar tersebut.

Kedatangan tim Densus 88 pada Jumat malam itu dibenarkan oleh salah seorang operator Warnet X-treem Cyber.Net, Adi Susanto ketika ditemui wartawan, Minggu. “Ya, Jumat malam lalu memang ada tim Densus 88 datang ke sini (Warnet X-treem Cyber.Net-red), sekitar pukul 20.00 WIB,” ungkap Adi.

Menurut penuturan Adi, tim Densus 88 tersebut menyita satu unit hardisk berkapasitas 80 gigabyte (GB) dari PC nomor tujuh. Namun Adi mengaku tidak tahu menahu alasannya secara pasti, karena Densus tidak menjelaskan lebih lanjut terkait penyitaan tersebut. “Tapi oleh tim Densus hardisk yang disita tersebut kemudian diganti dengan hardisk yang berkapasitasnya 160 GB,” kata Adi.

Adi mengungkapkan, sebelumnya Densus juga pernah mendatangi Warnet itu. Saat itu Densus mengkeler seseorang yang diduga sebagai salah satu tersangka pelaku guna menunjukkan tempat dia browsing internet. “Tapi saat itu juga tidak ada yang mengetahui kalau yang dibawa itu pelaku teroris atau bukan,” tuturnya.

Adi mengaku hanya mengetahui tersangka yang dibawa oleh tim Densus tersebut dikabarkan browsing pada tanggal 2 Maret 2010 lalu. Sedangkan terkait kasus teroris yang mana, Adi mengaku dirinya juga tidak mengetahui secara pasti. “Tapi kabarnya, pelakunya dari Sragen,” imbuh dia.

Ditambahkan Adi, pemeriksaan yang dilakukan tim Densus di Warnet tersebut berlangsung sekitar lima jam. Peristiwa itu, diakui Adi, sempat menjadi tontonan masyarakat karena cukup banyak personel Densus yang datang. “Tapi tidak sampai mengganggu aktivitas di warnet. Setelah pemeriksaan tersebut sampai saat ini aktivitas masih berjalan seperti biasanya,” katanya.

Sabtu, 22 Mei 2010

15 desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Boyolali menjadi desa sasaran program Rekompak-JRF

Boyolali (Espos)–Sebanyak 15 desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Boyolali menjadi desa sasaran program Rekompak-JRF (Java Rekonstruction Fund) yang terhitung sejak 10 April 2008 lalu mulai melaksanakan program tersebut di masing-masing desa.

Sebelumnya, Pemkab Boyolali mencatat sebanyak 26 desa di Kota Susu juga menjadi sasaran program yang sama dan mulai melaksanakan program pada Desember 2009.

“Jadi totalnya ada 41 desa di Kabupaten Boyolali yang saat ini menjadi sasaran program Rekompak-JRF dan dalam tahap pelaksanaan program tersebut. Dan untuk sementara ini, masih ada sekitar tujuh desa lagi yang diusulkan untuk bisa memperoleh bantuan dana hibah dari program itu,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Sosial, Budaya dan Pemerintah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali, Usfal Pius, ketika ditemui Espos di ruang kerjanya, Jumat (21/5).

Usfal menyebutkan 41 desa yang menjadi sasaran program Rekompak-JRF tersebut tersebar di delapan kecamatan, yaitu Selo, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit dan Ngemplak. Desa-desa tersebut di antaranya merupakan daerah yang dinilai rawan bencana antara lain banjir, tanah longsor, angin ribut, hingga bahaya erupsi Gunung Merapi.

“Terkait program Rekompak-JRF sendiri, pelaksanaannya adalah dari masyarakat di desa masing-masing dengan didampingi tim dari Rekompak-JRF. Dalam hal ini, Pemkab Boyolali hanya berperan sebagai fasilitator, sehingga tidak terlibat banyak,” terang Usfal Pius yang didampingi salah satu Staf Bappeda, Nugrohojati.

Sementara bantuan yang diperoleh desa sasaran, menurut Usfal Pius, diplafon sekitar Rp 250 juta. Berdasarkan pantauan yang dilakukan Pemkab Boyolali, melalui Bappeda, Usfal Pius mengatakan desa-desa yang menjadi sasaran saat ini mulai melaksanakan program tersebut, antara lain dengan melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan program kepada masyarakat desa setempat hingga ke desa-desa lain yang terdekat dengan desa bersangkutan, mempersiapkan perangkat lunak dan sebagainya. ( gbn )

sry

Produksi Perikanan ditingkatkan,....




Boyolali (Espos)–Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali menggenjot peningkatan produksi perikanan budi daya di wilayah itu, demi mendukung peningkatan produksi perikanan budi daya nasional yang ditargetkan mencapai 353%, atau sekitar 5,37 juta ton pada tahun 2010, menjadi 16,9 juta ton pada 2014 mendatang.

Berbagai program dan upaya untuk menyukseskan target tersebut, di antaranya di bidang budi daya ditempuh melalui program intensifikasi yang berupa peningkatan input dengan penggunaan benih, pakan, pupuk dan teknologi. Sementara melalui program ekstensifikasi, dilakukan dengan memperluas areal khususnya di sentra-sentra produksi ikan budi daya.

“Berbagai program yang ada tentunya disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Dengan berbagai upaya tersebut, kami berharap Kabupaten Boyolali bisa menjadi salah satu kabupaten yang mendukung dan mampu memberikan kontribusi bagi Indonesia sebagai negara penghasil ikan terbesar di dunia pada tahun 2015,” ungkap Kepala Disnakkan Boyolali, Dwi Priyatmoko ketika ditemui Espos di ruang kerjanya, Jumat (21/5).

Dwi mengungkapkan salah satu contoh upaya peningkatan input yang belum lama ini dilakukan adalah mengujicobakan teknologi pejantanan ikan dengan metode pemberian hormon testosteron atau methyl testosterone yang dikembangkan Pusat Diseminasi Ipteknuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Jakarta.
“Uji coba tersebut mengambil sampel di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali, dengan melibatkan sekitar 20 petani ikan anggota Kelompok Petani Ikan Mina Sari Mulya yang membudidayakan ikan lele,” terang Dwi.

Dimintai keterangan secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Promosi Pusat Desiminasi Ipteknuklir Batan Jakarta, Ir Eko Madi Parmanto menjelaskan hormon MT alami yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan (Litbang) Batan itu diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi ikan dengan penyediaan pakan ikan yang dapat mempercepat pertumbuhan dan bobot badan ikan. ( gbn )

sry

Jumat, 21 Mei 2010

Seno - Agus ditetapkan sbg Bupati & Wakil Bupati terpilih

Boyolali (Espos)– Ketua KPU Boyolali, Ribut Budi Santoso di depan rapat pleno yang digelar di Gedung PKPN Boyolali, Jumat (21/5) menyatakan pasangan yang diusung PDIP dan PKB Seno Samodro-Agus Purmanto ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati terpilih.

Pasangan tersebut meraih suara terbanyak dalam Pilkada pada 9 Mei lalu. Direncanakan pelantikan akan berlangsung 1 Agustus mendatang.

Anggota KPU divisi Pencalonan, Ahmad Chariri menyatakan tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada mencapai 73 persen. Sedang, sisanya, sebanyak 27 persen tidak menggunakan hak suaranya. “Dari survei yang dilakukan KPU, warga yang tidak menggunakan hak pilih merupakan warga boro,” papar dia.

Selain itu, tambah Charir, hingga batas waktu pengajuan sengketa hasil Pilkada ke MK tanggal 19 Mei lalu, MK tidak menerima registrasi sengketa Pilkada Boyolali. “Oleh karena itu KPU selanjutnya resmi menetapkan pasangan calon terpilih sesui dengan ketentuan dan jadwal yang telah ditetapkan, yakni tanggal 21 Mei sebagai jadwal resmi penetapan calon terpilih,” katanya.

Penetapan bupati dan wakil bupati terpilih itu dilakukan dengan penandatanganan berita acara penetapan oleh seluruh anggota KPU. Hadir dalam kesempatan itu, Bupati Boyolali Sri Moeljanto beserta Muspida, Panwaslu, PPK, Ormas dan sejumlah pejabat Pemkab Boyolali.

Dalam sambutannya, Bupati Boyolali Sri Moeljanto berterima kasih kepada seluruh penyelenggara Pemilu serta elemen masyarakat Boyolali terkait penyelenggaraan Pilkada. Pihaknya juga berharap semua pihak tetap menjaga kerukunan untuk mendukung visi dan misi bupati periode 2010-2015.

Sementara dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Boyolali Alhisyam-Sugiyarto dan Djaka Srijanta-Purwasi Ahmad Nur tidak hadir dalam acara itu. Di sisi lain Cabup Daryono hadir tanpa didamping Cawabup Joko Widodo.

Cawabup Alhisyam saat dikonfirmasi Espos menyatakan pihaknya tidak tahu menahu jika ada penetapan bupati terpilih. Pasalnya dirinya merasa tidak memperoleh undangan dari KPU. “Kalau memperoleh undangan saya pastikan akan datang. Karena saya memang benar-benar tidak tahu,” ujarnya saat menghubungi Espos.

fid